metafora kehidupan

metafora kehidupan
cara pandang kita menentukan pikiran kita

Jumat, 26 Februari 2010

Pria Penjunjung Kepercayaan

Pria ini mempunyai suara ketawa yang paling keras diantara gue dan temen-temen yang lain. Seru?? seru tentunya tapi terkadang memalukan juga misalnya : ketika lagi jalan-jalan di mall kita melihat hal-hal yang lucu, tentu tanpa ragu dia akan tertawa lebar tanpa mempedulikan orang-orang disekeliling yang memandanginya seolah melihat orang yang penyakit epilepsinya kumat dan menatap kami dengan pandangan meyalahkan, kenapa sudah tahu temennya penyakitan malah dibawa-bawa ke mall.
Pria ini mempunyai kebiasaan yang unik tentang makanan, bukan cara dia makan tapi apa itu makanan favoritnya. Boleh percaya atau tidak, makanan favorit ini adalah plastik. Sesudah minum Aqua dia pasti akan akan mengelupas plastik berlabel Aqua-nya dan mulai mengigitinya. Percayalah kawan, hal ini dilakukannya tanpa sadar, ketika ditertawakan baru dia akan sadar dan membuang plastik tersebut padahal kalau semua orang seperti dia takkan ada sampah plastik di dunia ini. Semua pasti sudah terdaur ulang.
Begitu mendengar kebiasaan unik pasti hanya terbayang satu nama oleh kalian, BASKORO, ya benar sekali, pria inilah yang gue maksud.
Pria ini sangat hiperaktif, tangan, kaki, bahkan bibirnya selalu bergerak, tidak pernah diam. Pria ini juga mempunyai pesona tersendiri bagi para wanita, tidak heran kalau hidupnya penuh oleh wanita-wanita yang mengerubunginya seperti semut tetapi pria ini sangat selektif dalam memilih wanita karena itu dia jarang gonta-ganti pacar. Pesonanya mungkin akan kalian temui jika kalian berjumpa dengannya. Pria ini juga mempunyai banyak pengalaman konyol yang mungkin kalian akan tahu bila bertemu dengan gue atau dengan temen-temen yang lain atau mungkin saja disuatu chapter akan gue ceritakan semuanya.
Pria ini punya sejuta pedoman hidup yang selalu buat gw kagum. Salah satunya cara dia mempercayai seseorang. Pernah ada suatu kejadian, hari itu, 4 Agustus 2004, ceritanya baskoro ulang tahun, gue dan temen-temen punya ide gila, kita ingin menyembunyikan motor baskoro di luar sekolah biar dia mengira motornya kabur karena tidak dirawat atau hilang dimaling orang. Siapa yang merencanakan maka dia lah yang melakukan, maka gue dan oka lah yang ketiban tugas untuk menyembunyikan motor tersebut sedangkan temen-temen yang lain mengurus surat izin keluar gerbang karena untuk keluar dari gerbang memerlukan izin khusus yang dengan gampang dapat dimanipulasi karena satpamnya,si Babe, tidak bisa membaca. Gue dan oka sibuk mendorong motor RX-K baskoro yang dengan mudah dapat kita congkel kuncinya karena sudah rusak dan temen-temen yang lain mengalihkan perhatian baskoro.Ternyata temen-temen yang lain tidak berhasil mengalihkan perhatian Baskoro karena tiba-tiba gue dan oka mendengar suara baskoro berteriak-teriak memanggil nama kami dan berlari ketempat kami berada, yaitu di depan gerbang sekolah. Tinggal sedikit lagi kami berhasil mengeluarkan motor itu dari gerbang karena surat izin pun sudah kami kasih ke Babe.
"mampus kita ka.", bilang gue sama oka yang dijawab dengan anggukan dan senyum mesum.
Sesampai di tempat kami, gue dan oka sudah menyiapkan alasan-alasan yang sebenarnya tidak masuk akal, baskoro malah bilang, "woy, motor gue itu 'gak ada bensin. Ini uang bensinnya dan kunci motornya, jangan dicongkel-congkel dunk.".
Sesudah bilang gitu, dia langsung pergi begitu saja.Terang saja gue dan oka terpana dan tidak mampu berkata-kata. Akhirnya gue dorong lagi motor itu ke parkiran motor, sungguh tidak tega menyembunyikan motor setelah dia bilang begitu.
Itulah sedikit kisah mengenai rasa percaya dia yang begitu besar kawan dan salah satunya sudah gue tulis di chapter sebelumnnya yang berjudul percaya. Yakinlah pria ini sangat menjunjung kepercayaan, baik kepada gue maupun temen-temen yang lain. Dari dia gue balajar untuk mencoba percaya walaupun orang berbuat buruk kepada kita dan apalagi bila temen gue yang melakukan sesuatu yang dianggap oleh orang sebagai perbuatan buruk gue harus tetap percaya.

Walaupun teman gue itu belum atau tidak akan bilang sesuatu mengenai hal itu. Karena diam bukan berarti tidak mempunyai jawaban dan tidak menjelaskan bukan berarti tidak mempunyai alasan. Gue percaya bila kita ditakdirkan untuk bertemu dan gue percaya kalian takkan mengkhianati perjumpaan ini.

Teruntuk teman yang selalu percaya, Baskoro Budiharjo.
senyumnya mesum..
wkwkwkwk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar