Sebagai anak gaul SMA, gue dan temen-temen dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan zaman..
Makanya terkadang gue dan temen-temen suka berkeliling pulang sekolah baik dari tempat nongkrong anak muda (baca:warung), mall-mall, gramedia, bahkan sampai pasar tradisional menjadi tempat jelajahan kami.
Apakah kami sering beli sesuatu?, tidak juga, kami berkeliling hanya untuk menambah pengetahuan kami mengenai dunia mainan, hiburan, bahkan fashion.
Pernah suatu siang, gue dan temen-temen memutuskan untuk berkeliling dan rute pertama yang dituju adalah Gramedia. Gramedia merupakan salah satu tujuan favorit kami, secara toko buku gitu lho, wajarlah kami sebagai siswa sering berkunjung kesana. Dengan membaca tentu akan menambah pengetahuan dan wawasan kita dan tidak lupa dengan syarat tidak keluar modal besar atau bahkan gratis.hehehehe
kadang-kadang kalau lagi beruntung di Gramedia selalu ada buku-buku bagus yang sampul plastiknya telah terbuka oleh makhluk-makhluk pencinta gratisan lainnya yang tentu saja membawa keberuntungan bagi kami.hehehe.
sejujurnya gue, dan temen-temen juga mungkin, itu takut untuk membuka segel plastik buku-buku disana, takut ketahuan, dan kalau ketahuan takut disuruh membeli yang berarti mengeluarkan uang untuk membeli buku tersebut yang mana uang tersebut takkan keluar dari kantong-kantong gue walaupun celana atau baju dibuka karena memang tidak ada uang disana. hehehehe
Namun bukan berarti gue dan temen-temen tidak bermodal, gue dan temen-temen ke Gramedia juga sudah dengan bermodal bensin, atau kalau lagi banyak uang dan lagi kumat rajinnya pasti beli juga koq buku disana (walau sepertinya seh andre yang sering belanja).
Sekali lagi gue dan temen-temen bukan berarti tidak bermodal, kami cuma berhemat, ingat, berhemat.
Makanya yang paling kami khawatirin kalau berkeliling adalah tempat parkir. Bayangkan kalau kami berkeliling kebeberapa tempat dan harus membayar uang parkir Rp 500 sekali parkir, lima kali parkir sudah dapat bensin 1 liter lebih (bensin waktu itu Rp 2.100), nah dikali beberapa motor coba.
Berangkat dari pemikiran itu, makanya kami sering mengunjungi tempat-tempat yang bebas parkir seperti chandra (kalau sekarang Chandra sudah bayar neh parkirnya), alfa (sekarang Plaza Lotus), dll.
Tetapi tetap saja Gramedia merupakan tempat favorit bagi kami, sayang parkirnya bayar. Untuk menyiasatinya, gue dan temen-temen kalau mau pergi ke Gramedia parkirnya selalu di Alfa khan tidak seberapa jauh tuh.hehehe. Lumayan sekalian olahraga sedikit.
Begitu juga dengan siang ini, kami pergi ke Gramedia dan parkir di Alfa. Setelah berkeliling beberapa lama dan tidak ada barang baru yang menarik dan dapat dibeli, kami memutuskan untuk pindah ke Chandra. Kami pun keluar dari Gramedia dan menuju tempat parkir Alfa, iseng-iseng kami lewat bawah, ternyata dicegat satpam, "kalian dari Gramedia ya??", bentaknya garang..
kami diam ketakutan, "lain kali parkirnya jangan disini ya, kalau mau ke alfa baru parkir disini, ke Gramedia ya perkir di Gramedia." , nasehat dari satpam tersebut..
"iiyaa pak.", kami menjawab serentak dan buru-buru pergi dari situ.
Apakah kami kapok???
tentu tidak..
Kali lain kami lebih pintar, kalau mau ke Gramedia kami parkir di Alfa tetapi tidak langsung ke Gramedia melainkan jalan-jalan dulu sebentar di Alfa, baru melipir pergi ke Gramedia..
Segitu besar pengorbanan kami hanya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat..
Di chandra kami berkeliling kesana-kemari seperti pejantan sedang mencari betina untuk dibuahi. Tiba-tiba pandangan kami terpaku pada etalase apotik di Chandra yang menjual kondom berwarna-warni yang sungguh menarik seperti permen berbagai rasa. Hati kami pun bertanya-tanya, gimana seh bentuk kondom yang sebenarnya?, emang benar tah sutra fiesta tuh ada rasanya??. Kami tahu tentang kondom cuma dari cerita imam yang bilang, "kondom tuh elastis man. Loe tiup bisa jadi balon tuh dia.". Penasaran kami semakin menjadi-jadi akibat sering nonton tv sampai malam yang selalu ada iklan dengan slogan "karena rasa adalah segalanya". Akhirnya andre pun bilang, "neh gue punya uang 10rb. Loe yang berani, beli tuh kondom."
Gue dan temen-temen yang lain saling berpandangan. Dan akhirnya gue dan oka yang berangkat untuk menghampiri mbak-mbak penjaga apotik tersebut.
1. gue = karena suka tantangan
2. oka = karena pakai baju bebas, gue dan temen-temen lain pakai seragam sekolah lengkap dengan bet nama sekolah.
Gue dan oka maju seperti seorang samurai gagah berani yang telat puber.
"Mbak, beli kondom dunk."
"Yang merek apa?", tanya mbaknya sambil heran memandangi kami.
"sutra mbak, fiesta, berapa mbak?", jawab oka.
Sambil menuju etalase kondom mbak itu bertanya kembali, "Rp 3.800 yang isi 3. mau rasa apa?".
Matilah gue dan oka, mana kita tahu ada rasa apa aja, tahunya cuma warnanya.
1. warna merah = bisa berarti strawberry, apel, semangka, dan lain-lain.
2. warna ijo = bisa berarti melon, mangga, apel ijo, dan lain-lain.
3. warna kuning = bisa berarti pisang, nangka, dan lain-lain.
Akhirnya gue dan oka cuma bisa bilang, "yang warna merah dan ijo mbak."
Dibungkuslah tuh kondom sama mbaknya. sembari membungkus mbaknya nyeletuk (mungkin karena heran kali liat 2 pemuda ini, yang satu pakai seragam dengan satu tangan sibuk megang lengan baju lainnya alias nutupin bet sekolah.hehehe..dan yang satu lagi seperti pemuda lugu dari desa), " kalian ini masih SMA ngapain beli barang kayak gini??", ditanya gini terang saja gue dan oka kurang siap.
"disuruh bokap mbak.", jawab gue dengan spontan.
yang kalau dipikir benar-benar sungguh tidak masuk akal dan hanya bisa disambut senyum basa-basi oleh mbak itu.
Akhirnya jadilah kami beli kondom itu dan dari situ kami dapat pengetahuan baru.
1. yang ijo itu ternyata rasa mint
2. yang merah itu ternyata rasa strawberry
3. imam bohong, ternyata kondom tidak bisa ditiup seperti balon yang ujung-ujungnya cuma bisa dibuang-buang, dan ketika dikonfirmasi imam cuma bisa mengeles dan bilang," gue liat dagangan abang oe oe (penjual balon) mirip seperti itu koq.".
4. harganya Rp 3.800, jadi suatu saat ada pertanyaan tentang hal itu kami bisa jawab (tidak mengkin beda terlalu jauh)
5. jangan pernah bawa kata-kata disuruh bokap kalau melakukan hal-hal konyol seperti itu..
Demi mencari sebuah ilmu apa pun akan kami lakukan termasuk ilmu yang aneh-aneh..
Demi sebuah pengalaman dan demi sebuah sensasi..
Makanya terkadang gue dan temen-temen suka berkeliling pulang sekolah baik dari tempat nongkrong anak muda (baca:warung), mall-mall, gramedia, bahkan sampai pasar tradisional menjadi tempat jelajahan kami.
Apakah kami sering beli sesuatu?, tidak juga, kami berkeliling hanya untuk menambah pengetahuan kami mengenai dunia mainan, hiburan, bahkan fashion.
Pernah suatu siang, gue dan temen-temen memutuskan untuk berkeliling dan rute pertama yang dituju adalah Gramedia. Gramedia merupakan salah satu tujuan favorit kami, secara toko buku gitu lho, wajarlah kami sebagai siswa sering berkunjung kesana. Dengan membaca tentu akan menambah pengetahuan dan wawasan kita dan tidak lupa dengan syarat tidak keluar modal besar atau bahkan gratis.hehehehe
kadang-kadang kalau lagi beruntung di Gramedia selalu ada buku-buku bagus yang sampul plastiknya telah terbuka oleh makhluk-makhluk pencinta gratisan lainnya yang tentu saja membawa keberuntungan bagi kami.hehehe.
sejujurnya gue, dan temen-temen juga mungkin, itu takut untuk membuka segel plastik buku-buku disana, takut ketahuan, dan kalau ketahuan takut disuruh membeli yang berarti mengeluarkan uang untuk membeli buku tersebut yang mana uang tersebut takkan keluar dari kantong-kantong gue walaupun celana atau baju dibuka karena memang tidak ada uang disana. hehehehe
Namun bukan berarti gue dan temen-temen tidak bermodal, gue dan temen-temen ke Gramedia juga sudah dengan bermodal bensin, atau kalau lagi banyak uang dan lagi kumat rajinnya pasti beli juga koq buku disana (walau sepertinya seh andre yang sering belanja).
Sekali lagi gue dan temen-temen bukan berarti tidak bermodal, kami cuma berhemat, ingat, berhemat.
Makanya yang paling kami khawatirin kalau berkeliling adalah tempat parkir. Bayangkan kalau kami berkeliling kebeberapa tempat dan harus membayar uang parkir Rp 500 sekali parkir, lima kali parkir sudah dapat bensin 1 liter lebih (bensin waktu itu Rp 2.100), nah dikali beberapa motor coba.
Berangkat dari pemikiran itu, makanya kami sering mengunjungi tempat-tempat yang bebas parkir seperti chandra (kalau sekarang Chandra sudah bayar neh parkirnya), alfa (sekarang Plaza Lotus), dll.
Tetapi tetap saja Gramedia merupakan tempat favorit bagi kami, sayang parkirnya bayar. Untuk menyiasatinya, gue dan temen-temen kalau mau pergi ke Gramedia parkirnya selalu di Alfa khan tidak seberapa jauh tuh.hehehe. Lumayan sekalian olahraga sedikit.
Begitu juga dengan siang ini, kami pergi ke Gramedia dan parkir di Alfa. Setelah berkeliling beberapa lama dan tidak ada barang baru yang menarik dan dapat dibeli, kami memutuskan untuk pindah ke Chandra. Kami pun keluar dari Gramedia dan menuju tempat parkir Alfa, iseng-iseng kami lewat bawah, ternyata dicegat satpam, "kalian dari Gramedia ya??", bentaknya garang..
kami diam ketakutan, "lain kali parkirnya jangan disini ya, kalau mau ke alfa baru parkir disini, ke Gramedia ya perkir di Gramedia." , nasehat dari satpam tersebut..
"iiyaa pak.", kami menjawab serentak dan buru-buru pergi dari situ.
Apakah kami kapok???
tentu tidak..
Kali lain kami lebih pintar, kalau mau ke Gramedia kami parkir di Alfa tetapi tidak langsung ke Gramedia melainkan jalan-jalan dulu sebentar di Alfa, baru melipir pergi ke Gramedia..
Segitu besar pengorbanan kami hanya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat..
Di chandra kami berkeliling kesana-kemari seperti pejantan sedang mencari betina untuk dibuahi. Tiba-tiba pandangan kami terpaku pada etalase apotik di Chandra yang menjual kondom berwarna-warni yang sungguh menarik seperti permen berbagai rasa. Hati kami pun bertanya-tanya, gimana seh bentuk kondom yang sebenarnya?, emang benar tah sutra fiesta tuh ada rasanya??. Kami tahu tentang kondom cuma dari cerita imam yang bilang, "kondom tuh elastis man. Loe tiup bisa jadi balon tuh dia.". Penasaran kami semakin menjadi-jadi akibat sering nonton tv sampai malam yang selalu ada iklan dengan slogan "karena rasa adalah segalanya". Akhirnya andre pun bilang, "neh gue punya uang 10rb. Loe yang berani, beli tuh kondom."
Gue dan temen-temen yang lain saling berpandangan. Dan akhirnya gue dan oka yang berangkat untuk menghampiri mbak-mbak penjaga apotik tersebut.
1. gue = karena suka tantangan
2. oka = karena pakai baju bebas, gue dan temen-temen lain pakai seragam sekolah lengkap dengan bet nama sekolah.
Gue dan oka maju seperti seorang samurai gagah berani yang telat puber.
"Mbak, beli kondom dunk."
"Yang merek apa?", tanya mbaknya sambil heran memandangi kami.
"sutra mbak, fiesta, berapa mbak?", jawab oka.
Sambil menuju etalase kondom mbak itu bertanya kembali, "Rp 3.800 yang isi 3. mau rasa apa?".
Matilah gue dan oka, mana kita tahu ada rasa apa aja, tahunya cuma warnanya.
1. warna merah = bisa berarti strawberry, apel, semangka, dan lain-lain.
2. warna ijo = bisa berarti melon, mangga, apel ijo, dan lain-lain.
3. warna kuning = bisa berarti pisang, nangka, dan lain-lain.
Akhirnya gue dan oka cuma bisa bilang, "yang warna merah dan ijo mbak."
Dibungkuslah tuh kondom sama mbaknya. sembari membungkus mbaknya nyeletuk (mungkin karena heran kali liat 2 pemuda ini, yang satu pakai seragam dengan satu tangan sibuk megang lengan baju lainnya alias nutupin bet sekolah.hehehe..dan yang satu lagi seperti pemuda lugu dari desa), " kalian ini masih SMA ngapain beli barang kayak gini??", ditanya gini terang saja gue dan oka kurang siap.
"disuruh bokap mbak.", jawab gue dengan spontan.
yang kalau dipikir benar-benar sungguh tidak masuk akal dan hanya bisa disambut senyum basa-basi oleh mbak itu.
Akhirnya jadilah kami beli kondom itu dan dari situ kami dapat pengetahuan baru.
1. yang ijo itu ternyata rasa mint
2. yang merah itu ternyata rasa strawberry
3. imam bohong, ternyata kondom tidak bisa ditiup seperti balon yang ujung-ujungnya cuma bisa dibuang-buang, dan ketika dikonfirmasi imam cuma bisa mengeles dan bilang," gue liat dagangan abang oe oe (penjual balon) mirip seperti itu koq.".
4. harganya Rp 3.800, jadi suatu saat ada pertanyaan tentang hal itu kami bisa jawab (tidak mengkin beda terlalu jauh)
5. jangan pernah bawa kata-kata disuruh bokap kalau melakukan hal-hal konyol seperti itu..
Demi mencari sebuah ilmu apa pun akan kami lakukan termasuk ilmu yang aneh-aneh..
Demi sebuah pengalaman dan demi sebuah sensasi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar