metafora kehidupan

metafora kehidupan
cara pandang kita menentukan pikiran kita

Jumat, 26 Februari 2010

Pemuda Melayu Terunik

Di suatu siang, seorang pemuda sedang mengendarai motornya. Alangkah kagetnya ia ketika melihat wanita sexy dengan pinggul yang bergoyang-goyang plus dengan rok mini di depan. Naluri prianya pun bangkit untuk menggoda wanita sexy aduhai itu. Dia pun memacu motornya untuk menggoda wanita sexy tersebut sekalian untuk melihat wajahnya apakah berbanding lurus dengan tubuhnya yang sexy.
"Cuit..Cuit..", sapa sang pemuda ketika motornya sudah bersejajar dengan wanita tersebut yang mana langsung disambut dengan senyuman menggoda sang wanita. Alangkah kagetnya pemuda tersebut ketika ia melihat wajah wanita tersebut. Bayangan akan wajah cantik Luna Maya pun kandas di tengah jalan karena yang dihadapinya ternyata wanita jadi-jadian alias bencong alias banci. Pemuda tersebut langsung memacu motornya tanpa pikir panjang yang tentu disambut dengan kecewa oleh banci tersebut.
"mas ganteng, eke gimana? nebeng dunk..", rayu sang banci tetapi pemuda itu sudah tidak mungkin mendengar hal itu, pikirannya hanya satu, yaitu bagaimana selamat dari kolom berita pemerkosaan dari harian merakyat, Lampu Merah.

Terlintaskah dalam benak anda siapa pemuda tersebut ketika membaca cerita ini???
Yupz, tepat sekali kalau anda menjawab pemuda tersebut adalah Imam Fajri Nugraha sang Jenderal Tian Feng zaman modern. Pemuda ini merupakan teman seangkatan gue ketika duduk di Sekolah Dasar dan kami pun bertemu lagi di kelas XI dan XII IPA 5. Pemuda yang merupakan keturunan Padang ini adalah sosok yang rajin sehingga bukan tidak mungkin ketika kelas XI dia pun terpilih sebagai ketua kelas. Tapi semenjak berkenalan dan menghirup racun yang gue dan temen-temen lain sebarkan maka muncullah Imam yang kedua, yaitu Imam bermuka mesum. Dibawah pimpinannya, kelas XI bagaikan surga, bagaimana tidak, jam kosong kami lebih banyak ketimbang jam pelajaran akibat guru sering tidak masuk dan sang ketua kelas malah meng-Alhamdulillah-kannya. Tapi sayang sekali, tampuk kepemimpinannya itu lepas pada kelas XII karena temen-temen mungkin lebih jauh berpikr ke depan terkait surga yang yang lebih menjanjikan. Pemuda bersenyum mesum ini juga bersifat lebih pengalah ketimbang gue dan temen-temen yang mana pada kelas XII dia memperoleh julukan baru yaitu Mance. Ceritanya pada waktu itu lagi musim tontonan sinetron YOYO dan dalam sinetron tersebut ada tokoh banci yang bernama Mance. Bagaimana Imam bisa terjebak dengan panggilan tersebut??? Semua itu gara-gara gue kawan. Imam ini mempunyai kelebihan yang membuat kami iri, yaitu pandai melobi dan berdebat dengan gaya melayunya, hal ini lah yang kadang tak bisa kami lawan. Melihat gaya melayunya itu maka gue memutuskan untuk memberi julukan Mance kepadanya yang tentu saja disambut meriah oleh temen-temen yang lain. Makanya sejak hari itu panggilan Mance merupakan panggilan sayang kami kepadanya. Tapi jangan dibayangkan seperti Mance asli dalam sinetron Yoyo, Imam merupakan sosok pejantan sejati.
Kelebihan lain yang dimiliki pemuda ini, selain yang gue sebutkan di atas, adalah pesonanya baik bagi pria maupun wanita. Ketika kami sedang membahas tentang kondom yang mana kami tidak tahu bentuknya, Imam dengan santai bilang, "Kondom itu elastis kawan, kalau ditiup bisa jadi balon tuh dia.", tentu ini jawaban yang sangat sotoy dan anehnya waktu itu kami percaya saja karena pesonanya sangat meyakinkan. Pesonanya kepada wanita tidak usah dipertanyakan kawan, kalian akan tahu kalau sudah bertemu dengannya. Seperti Jenderal Tian Feng dalam kisah Kera Sakti, Imam mungkin ditakdirkan untuk mengalami seribu kutukan cinta yang diakhir cerita cinta selalu bilang, "Beginilah cinta, deritanya tiada akhir.". Apakah Imam playboy kawan?? Dengan yakin gue jawab tidak. Imam merupakan sosok setia seperti Jenderal Tian Feng. Jenderal Tian Feng mengalami seribu kutukan cinta hanya demi membuktikan cintanya kepada seorang gadis, begitu juga dengan temen gue ini.
Sama seperti gue dan guntur, imam juga sangat menyukai tantangan konyol dan mengotak-atik motor yang membuat kami sangat akrab. Petualangan pertama kami tentu saja diawali sebagai pengamen jalanan di lampu merah Bunderan Marcopolo yang mana ketika pertama kali pentas Imam langsung memperoleh Rp 1.000, sekali lagi ini mungkin karena teknik lobi yang dia digunakan atau malah karena sang pemberi uang merasa tertarik dengan senyum temen gue tersebut.

Semua hal yng kami semua alami bersamanya sangat menyenangkan.

Ditulis untuk selalu mengingat Imam Fajri Nugraha, teman sejuta rasa.
mantap khan gayanya???
melayu abiz...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar