Jalur yang zig-zag.. ...tikungan di depan tidak terlihat, hanya bisa mengandalkan naluri dan intuisi. Saatnya memacu gas... gas... gas terus dan lupakan sejenak menarik rem, biarkan tubuh menari mengikuti irama tingkungan yang ada. Dan berhasil melewatinya walau dengan jarak yang sangat tipis. Dalam menikung tidak harus mengikuti racing line yang ada terkadang kita dapat memodifikasi jalur tersebut walau harus dengan penyesuaian agar kita tetap berada di jalur yang benar.
Yah sebelas dua belas dengan masalah yang ada dalam hidup kita tapi tetap bisa kita prediksi dan biarkan kita melewatinya dengan berani, tentu dengan teknik dan kemampuan mumpuni, agar kita dapat melewati masalah dan memenangkan kompetisi. Hidup itu seperti balapan, kadang menang, kadang kalah, atau pun terjatuh.
Jalur yang zig-zag.. ...tikungan di depan tidak terlihat, hanya bisa mengandalkan naluri dan intuisi. Saatnya memacu gas... gas... gas terus lupakan sejenak menarik rem, biarkan tubuh menari mengikuti irama tingkungan yang ada. Dan berhasil melewatinya walau dengan jarak yang sangat tipis. Dalam menikung tidak harus mengikuti racing line yang ada terkadang kita dapat memodifikasi jalur tersebut walau harus dengan penyesuaian agar kita tetap berada di jalur yang benar.
Kami tahu, kalian para wanita sungguh sebenarnya menghargai usaha yang kami lakukan. dan kalian juga harus tahu, kami selalu bersungguh-sungguh untuk orang yang kami sayangi. Hanya saja kami butuh kalian untuk tersenyum ketika kami merasa lelah, hampir putus asa, dan sungguh.. Kami akan kembali mengerjakan itu untuk kalian. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Dan ya.. Kami pun tahu bahwa ketika kalian hanya diam dan meperlihatkan bahwa kalian bosan, kalian ingin kami tetap sabar. Tapi kami tidak mau terlihat tidak bisa mengerti kalian dengan mengajukan pertanyaan "Jadi maunya gimana?". Kami akan diam sesaat dan berpikir apa yang bisa membuat senyum kalian kembali lagi. Karena senyum kalian yang mengcerahkan hidup kami. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Kami sebenarnya pun tahu bahwa kalian senang jika kami menulis kata-kata atau bersikap romantis seperti yang ada di film-film korea yang kalian tonton. Kalian berangan-angan bahwa hal yang terjadi di film itu akan terjadi dalam kehidupan kalian. (*ya kan?). Tapi justru karena kalian sering mengangan-angankan hal itu maka kami tidak melakukannya untuk kalian. Kami berpikir keras, memutar otak, menyiapkan kejutan yang bahkan tidak terpikir di angan-angan kalian untuk melihat kalian tersenyum. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Kami pun tahu, kalian menerima kami di samping kalian bukan semata-mata karena kami tampan. Ketika kalian mengidolakan seseorang yang tampan maka kami cukup memasang tampang tidak peduli dan mencoba mengalihkan pembicaraan. Bukan kami tidak peduli, sebenarnya kami cukup muak dengan cara kalian menyanjung lelaki yang bahkan mengenal kalian saja tidak. Tapi kami harus menjadi pemimpin yang baik untuk kalian dan menjadikan kami bersikap lebih bijaksana di depan kalian. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Kami cukup mengerti bahwa kalian menghargai setiap usaha yang kami lakukan untuk membantu kalian mengerjakan tugas kalian. Ketika kalian mengatakan dalam kesulitan, sungguh kami akan berusaha sebisa kami untuk membantu kalian. Dan ketika kami datang kerumah kalian dengan makanan, tanpa tugas yang kalian butuhkan, artinya kami tidak mendapatkan apa yang kalian cari dan yang ada dipikiran kami saat itu hanyalah usaha terakhir yang dapat kami lakukan hanya menemani kalian hingga tugas itu selesai. Meyakinkan bahwa kalian tidak lupa untuk mengisi perut kalian. Kami sungguh khawatir pada kesehatan kalian. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Kami tahu kalian menilai kami minus ketika tahu kami merokok dan seketika itu juga kami berusaha menghilangkan kebiasaan kami. Ketika kami tidak berhasil, maka kami akan berusaha menguranginya, menghilangkan kebiasaan itu sedikit demi sedikit. Namun ketika tidak berhasil juga, maka kami cukup tidak akan merokok di depan kalian. Ketika kalian terus menekan kami, maka dengan sangat terpaksa kami akan berbohong pada kalian. Kami tahu hal itu salah namun itu kami lakukan hanya untuk membuat kalian nyaman di samping kami. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Kami pun tahu, kalian kesal ketika kami mengacuhkan kalian hanya untuk bermain bersama teman-teman kami.Tapi ketika itu, ketika ada sedikit waktu, kami mencari handphone kami dan menanyakan kabar kalian karena kami ingin mengetahui kabar kalian. Dan tahukah kalian ketika kami bermain, kami membicarakan pasangan kami masing-masing, membanggakan bahwa kami memiliki pasangan terbaik di dunia atau membicarakan masalah-masalah yang timbul pada hubungan kami dan masing-masing teman akan memberikan sarannya untuk menyelesaikan masalah kita. Itu kami lakukan hanya karena kami ingin mendengarkan pendapat orang yang dekat dengan kami mengenai keputusan yang akan kami buat. Kadang memang kami mematikan handphone kami namun ketika kami mengetahui kalian menelepon ataupun saat membaca sms dari kalian, maka kami akan berhenti bermain sejenak dan berlari ke pojok kamar menelepon kalian. Tidak peduli teman-teman kami bersorak-sorak menggoda kami. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Kami pun sadar, kami bukan bayi yang harus selalu kalian ingatkan untuk sembahyang atau makan sehingga terkadang kami akan bersikap tak peduli. Namun, ketika kami membaca sms kalian atau mendengarkan suara kalian ketika mengingatkan kami untuk makan maka pada saat itu kami pasti tersenyum dan berterima kasih walaupun tidak kami ucapkan. Dan ketika kami membalas dengan kata-kata "iya, kamu juga ya..", maka kami benar-benar tulus mengatakannya. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Ketika kami bersikap acuh pada kalian maka pada saat yang sama kami sedang menyiapkan kejutan untuk kalian. Dan ketika kami memberikan barang milik kami pada kalian sewaktu mengantar kalian hingga pintu dan pamit pada orang tua kalian, maka kalian harus tau bahwa barang itu adalah barang yang berharga untuk kami. Walaupun barang itu terlihat biasa untuk kalian, tolong tersenyumlah untuk kami. Karena senyum itu yang menyemangati hidup kami. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Dan ketika kalian bersedih, lalu kami melakukan hal-hal konyol, melontarkan lelucon-lelucon yang mungkin tidak lucu. Maka kami sungguh tidak bermaksud memperkeruh suasana, kami ingin melihat kalian kembali tersenyum. Hanya itu. Dan ketika kalian melihat kami dengan pandangan tidak suka, maka ketika itu kami sungguh merasa bersalah. Jalan terakhir yang akan kami lakukan adalah meminta maaf. Berharap itu dapat sedikit mengurangi beban kalian. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Sejujurnya kami tidak menyukai pujaan hati kami menangis. Sungguh itu membuat kami bingung setengah mati. Maka tolong jangan salahkan kami, ketika kami meminta kalian berhenti menangis. Namun kami pasti akan mendengarkan apa yang kalian ucapkan dalam tangis kalian, dan percayalah, kami akan tetap disamping kalian walaupun kalian menangis hingga tertidur di depan kami. Kami akan membawa kalian masuk kerumah dan pamit pulang pada ayah ibu kalian. Dan tunggulah. Kami akan menelepon kalian keesokan harinya untuk menanyakan kabar kalian atau datang ke rumah membawakan sekedar coklat atau es krim hanya untuk melihat kalian tersenyum lagi. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Bagi kami, kalian tetap yang tercantik. Ketika kalian bertanya mengenai berat badan kalian yang naik atau baju kalian yang mulai tidak cukup maka dalam hati kami tertawa namun yang keluar dari mulut kami hanya senyuman. Kami akan berkata tidak, bukan untuk membohongi kalian, tapi karena di mata kami kalian tetap paling indah. Karena kami sebenarnya tidak mencari malaikat yang tanpa cela atau bidadari yang paling cantik sedunia. Kami hanya ingin mempunyai peri kecil yang selalu ada di samping kami. Ya.. Itu adalah kalian.. Mengertilah, Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Ketika kalian berkata baik-baik saja maka kami akan tersenyum dan berkata, "Ok, kalau ada apa-apa bilang ya.." karena kami tidak ingin memaksa kalian mengatakan sesuatu yang tidak ingin kalian katakan pada kami. Tanpa kalian minta kami akan mencari tahu dan bertanya pada sahabat kalian apakah kalian benar-benar baik-baik saja. Jika sahabat kalian pun tidak mau menceritakannya maka cukup, kami tidak akan mencari tahu lagi. Karena kami berharap kalian cukup mempercayai kami untuk menceritakan semuanya suatu waktu. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Dan ketika kalian membutuhkan kami, yakinlah bahwa kami akan selalu ada untuk kalian. Ketika kalian mengatakan "tidak usah" pun, kami akan selalu ada di samping kalian karena kalian adalah orang yang kami sayangi. Percayalah.. Sungguh.. Semua hanya karena kalian.
Jika kami sudah memilih kalian, maka yakinlah, kalian adalah peri kecil kami, setidaknya itu yang kami pikirkan saat itu. Ketika kalian, mungkin tanpa kalian sadari, menyakiti hati kami dan meninggalkan kami, kami mungkin akan marah. Tapi itu hanya sesaat, dan yang kalian harus tahu, ketika kami benar-benar telah memilih kalian untuk menemani kami, maka walaupun hubungan itu berakhir, separuh ruangan hati kami sudah kalian tulisi menjadi ruangan kalian, maka ketika kami mempunyai kekasih yang lain, maka mereka hanya akan mengisi ruang di sisi yang lain, datang, dan pergi pada sisi itu. Ruangan kalian akan tetap kosong untuk kalian ketika kalian kembali untuk kami.
Tapi tolong, jangan khianati kami dengan lelaki yang lain karena itu akan sangat menyakitkan untuk kami. Dan maaf, kami mungkin akan meninggalkan kalian selamanya. Terima kasih untuk mengerti kami.
Disadur dari kaskus, id tangannakal atau cahyabagus, dengan beberapa gubahan..
Lanjutan cerita Perjusami, maklum terkendala waktu untuk mengingat dan menulis. Hehehe..
Hari #3 (Minggu)
Selesai jalan malam, kami dibariskan dengan mata tertutup untuk mengikuti acara renungan suci yang pada hakikatnya hanya mengingatkan kita sebagai manusia, konsekuensi dan kompensasi dari apa yang telah dan akan kita lakukan. Tangis demi tangis mengiringi acara tersebut dan dinginnya udara subuh di Bumi Perkemahan. Selesai tangis-tangisan tersebut samar-samar gue dengar suara Beben di sebelah gue. Tanpa pikir panjang, Gue langsung aja menyapa, "Ben, ini loe ya Ben?". Karena mata masih pada ditutup jadi gue terpaksa meraba-raba. Ketika kepegang gue elus-elus aja pahanya kemenelan. "Bukan gue cewek.", kata sosok disebelah gue itu. "Yaelah Ben, mau bohongin gue tah?", kata gue sambil senyum-senyum mesum dengan tangan semakin kencang meraba-raba paha. "Bener, Gue cewek.", kata dia. Akhirnya setelah disuruh buka penutup mata oleh senior, gue kaget bukan kepalang ternyata disebelah gue beneran cewek. Aini namanya (bukan nama sebenarnya). Kontan aja gue malu dan lari masuk tenda diiringi tertawaan para senior yang rupanya dari tadi menonton adegan gue meraba-raba dari lutut hingga pangkal paha. Didalam tenda gue cepet-cepet ganti baju biar tidak dikenali. Ninja mode on. Ternyata si Aini gak mau kalah juga, ketika gue hampir buka celana dia masuk tenda gue. Tentu aja gue kaget dan urung buka celana. Yang lebih kaget ternyata si Aini galak banget. Gue dimarah-marahin, dikata-katain cabul, tapi beneran lho suara dia seperti laki dan ternyata si Beben juga gak jauh-jauh dari si Aini. Gue sungguh menyesal. Tahu gitu, gue nikmatin ngerabanya. Lho? Hehehe..
Hari minggu ini gue pun mendadak terkenal gara-gara kasus pencabulan tidak sengaja tapi apa boleh buat itu. Dan pagi itu pun ditutup dengan mandi bareng di kali. Kembali gue mengenakan celana andalan, yaitu celana basah yang kemarin gue taruh di pinggir tenda. Ketika berenang, tiba-tiba ada warna pelangi gitu muncul di air pertanda minyak bercampur air. Kita kebingungan darimana tuh minyak. "Kayaknya dari badan loe itu Wan,", kata Fadhli, teman romantis mandi bareng. Gue perhatiin lagi, emang benar seh kayaknya dari badan gue gitu. Tapi masa iya badan gue bisa menghasilkan minyak, bisa kaya mendadak gue. Hehehe. Tiba-tiba gue sadar, ketika kemaluan gue, kita sebut aja si Boy, kepanasan. Padahal pagi-pagi tentu air kali dingin rasanya. Anjriit, celana basah gue bau dengan minyak tanah. Rupanya mungkin ada yang menyangka celana yang gue taruh di pinggir tenda itu sebagai lap. Ckckck. Apes gue, mana subuh sudah berbuat asusila eh pagi-pagi si Boy kepanasan. Sampai siang tuh si Boy menderita. Ckckck.. Akhir kemah ditutup dengan hiking dan doa bareng. Setidaknya gue mendapat berbagai pengalaman berharga dalam acara ini termasuk megang paha cewek walau secara gak sadar dan akhirnya gue juga jadi dapat rumus baru, minyak tanah + si Boy = Bad Effect. Selain itu gue juga dapat anugerah beberapa kolor yang secara tidak sengaja dan entah bagaimana bisa berada dalam tas gue. Ayo kawan, mari nikmati alam dengan berkemah...
Terlintas kembali ingatan hampir 11 tahun yang lalu, dimasa-masa peralihan dari bocah SD nan lugu menjadi murid SMP pra binal. Awal masuk sekolah, gue terpikir untuk ikut organisasi. Berhubung gue suka berpetualang dan teman-teman sekelas banyak yang ikut, jadilah gue masuk ke sebuah wadah pemuda kreatif sejati yaitu Pramuka.
Maka untuk menyambut anggota-anggota baru diadakanlah sebuah acara spektakuler (menurut gue dan anak-anak pra binal yang masih bengong-bengong gak jelas kebanyakan di kelonin emak di rumah) yaitu Perjusami, Perkemahan Jumat Sabtu Minggu.
Hari #1 (Jumat)
Masih kebawa suasana rumah, alat-alat dibawa lengkap : 1. Baju dan daleman beberapa puluh stel + beberapa diantaranya baru beli, serasa mau liburan aja (not recommended); 2. Kacamata hitam punya Umi; 3. Kamera analog (belum jaman man camdig); 4. Peralatan liburan lainnya. Gue gak tahu kalo disana itu bakal repot banget ngurusin barang-barang. Tapi Alhamdulillah ketika pulang, gue dapat kolor beberapa stel entah punya siapa.Hehehehe Tenda di bagi per regu dan gue tergabung dalam regu yang diisi oleh orang-orang nan imbisil, regu ini namanya REGU KOMODO. Regu ini dipimpin oleh seorang laki-laki brewokan culun (buset dah SMP aja ini anak udah brewokan), Bima Haria Putra. Suasana hari itu masih santai dan dibawa ngobrol-ngobrol aja.
Hari #2 (Sabtu)
Gue dan Andreas dapat giliran piket pagi untuk jagain tenda. Sambil masak nasi buat sarapan, gue beres-beres tenda yang sudah kaya' kapal pecah. Andreas ke kali (sungai) entah ngapain. Kita berdua gak ada yang sadar kalau nasi itu sudah gosong gak karuan. Alhasil sarapan pagi waktu itu kerak nasi + mie yang minta-minta dari tenda sebelah karena gue sama Andreas juga gak masak mie. Sore hari dilewati dengan bermain air di kali. Anak-anak saling cipratan air dengan romantisnya sambil sesekali menghindar kalau ada tokai (baca:tai) lewat. Yah beginilah dapat jatah berenang di bagian hilir. Sedang yang di hulu dengan semena-mena tanpa merasa berdosa membuang ranjau air tersebut. Selesai berenang, gue tumpuk aja baju basah dipinggir tenda, besok khan bisa dipakai lagi pikir gue. Jam 8an malam, semua orang berpesta di depan api unggun dengan menampilkan keahlian regu masing-masing. Tak mau ketinggalan regu imbisil pimpinan Bima pun menyumbangkan sebuah lagu walaupun sebenarnya gak terlalu pantas disebut sebagai lagu karena kita sendiri gak tahu apa yang kita nyanyiin. Tapi Alhamdulillah dapat tepuk tangan lumayan meriah tanda kasihan dari para penonton.
Tengah malam kami semua dibangunkan secara paksa oleh senior-senior. Kami dipaksa berpakaian Pramuka lengkap tanpa diberi penerangan yang cukup. Alhasil, ada yang kaus kaki dipakai sebagai dasi, atribut gak lengkap karena dicari gak ketemu, ada yang pakai sepatu kiri semua malah ada yang lupa pakai sepatu karena gugupnya. Gue sendiri untungnya bisa lengkap sehingga gak dibentak-bentak. Dinihari itu kami disuruh hiking/jalan malam menuju pos-pos yang telah disediakan senior, katanya inilah ujian kami supaya menjadi keluarga besar Pramuka. Malam itu kami saling bahu-membahu menembus gelapnya malam dan lebatnya pepohonan di Bumi Perkemahan tersebut. Tiba-tiba, Beben tergelincir di jalan setapak waktu mendaki tebing. Untungnya gue dan teman-teman yang lain sigap megang tangan dia sehingga dia tidak jadi terjun bebas dari tebing tersebut. Alhamdulillah dia cuma luka-luka aja. Kejadian itu membuat yang lain berpikir dan bertindak hati-hati dalam menentukan langkah. Karena kita tidak tahu apa yang akan menanti kita di depan. Ibaratnya kita berjalan didalam gelap malam tanpa penerangan dan kita hanya bisa melihat samar-samar ataupun menduga-duga apa yang ada di depan. Inilah yang seringkali kita sebut prediksi.
Hidup dalam kesenangan cenderung membuat hidup kita terlalu menyenangkan dan enak. Tapi inilah yang membuat jiwa kita lemah dan manja. Hidup di tanah air Indonesia dengan berbagai fasilitas hotel bintang lima, seperti tanah yang subur, aneka kekayaan alam, dan iklim tropis yang menyenangkan, membuat kita lupa, membuat kita khilaf, membuat kita tidak ingin memperluas pengetahuan kita tentang bagaimana menjalani hidup dan mengelola kekayaan alam kita ini. Coba kita lihat Jepang, negara yang notabene minim kekayaan alam, sering gempa dan tsunami, dan pernah hancur di bombardir tentara sekutu pada tahun 1945, sekarang bisa menjadi negara raksasa dan sangat disegani di seluruh dunia. Mereka berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan mereka dengan kekayaan alamnya yang sedikit, mereka berpikir bagaimana cara menanggulangi bencana yang ada, mereka berpikir untuk bangkit dan maju. Bagaimana dengan kita?? Kepribadian yang kuat terbentuk dari banyaknya masalah yang dihadapi, kerasnya tantangan untuk hidup, dan kemauan kita untuk menghadapi masalah tersebut. Bangkitlah pemuda Indonesia, bukan demi diri kita saja tapi juga demi negara tercinta kita, Indonesia.
Brak... Pedang itu pun terjatuh menjauh dariku. Kini aku bagaikan samurai tak berpedang. Samurai yang hilang arah. Darahku berhenti mengalir dan hatiku pun membeku. Tidak ada rasa, cipta, dan karya mengalir lagi dari seorang samurai. Sampai kutemukan kembali pedangku, pedang tanda bahwa samurai ini belum mati.
Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Ruang lingkup dari pengelolaan BMN antara lain: perencanaan, penganggaran dan pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengamanan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan serta pengendalian. Setiap unsur diatas saling berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah siklus Pengelolaan BMN yang lebih dikenal dengan siklus logistik. Pelaksanaan anggaran belanja dalam rangka Pembangunan Nasional tentu mengakibatkan bertambahnya BMN . Namun, di sisi lain bertambah pula kemungkinan jumlah barang-barang yang tidak atau belum dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah karena berbagai alasan sehingga barang tersebut dalam keadaan tidak digunakan sesuai tugas, pokok, dan fungsi atau idle. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun serah guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikan. Salah satu pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara sewa. Sewa BMN adalah pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai. Pemanfaatan dengan cara sewa dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : mengoptimalkan pemanfaatan BMN yang belum/tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian/ Lembaga (K/L). Barang Milik Negara yang dibangun/diperoleh Kementerian/Lembaga yang disewakan kepada pihak lain dengan perjanjian agar tetap digunakan untuk menghasilkan barang/jasa sesuai maksud pengadaannya dapat diharapkan berfungsi lebih optimal dan menunjang pelaksanaan tugas fungsi K/L yang bersangkutan, dan untuk efisiensi biaya pemeliharaan dan pengamanan BMN serta meningkatkan penerimaan negara. BMN yang idle tetap memerlukan pemeliharaan dan bahkan berpotensi untuk tidak digunakan sesuai Tupoksi. Dengan disewakan, maka biaya pemeliharaan dan pengamanan ditanggung oleh penyewa dan negara mendapatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pengelola barang adalah kewenangan dari Menteri Keuangan yang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 Tahun 2007 yang didelegasikan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara sebagai pelaksana fungsional atas kewenangan dan tanggung jawab Menteri Keuangan tersebut. Salah satu kewenangan dari Pengelola Barang adalah melakukan penelitian terhadap Barang Milik Negara yang akan disewakan, menolak atau menyetujui permintaan dari pemohon sewa. Pemanfaatan BMN dengan cara sewa merupakan salah satu cara pemanfaatan dalam pengelolaan Barang Milik Negara. Pemanfaatan dengan mekanisme sewa ini berpotensi mengoptimalkan pemakaian Barang Milik Negara yang idle dan menyumbangkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Selalu ingin berbuat yang terbaik walau kadang terlihat buruk, tapi percayalah niatku baik. Selalu ingin terlihat senang walau terkadang susah menerpaku dan aku hanya tidak ingin kamu tahu susahku, tapi percayalah niatku baik. Dan selalu ingin tersenyum walau terlihat konyol dan menjemukan agar kamu ikut tersenyum dan percaya bahwa niatku baik.
Entah kenapa gue rada buta kalau mengenali jenis-jenis tanaman. Gue susah membedakan mana yang pohon mangga, mana yang pohon rambutan, mana yang pohon jambu, dan lain-lain, dengan catatan belum muncul buahnya yah, kalau sudah muncul buahnya yang bego dari yang bego asal jangan yang idiot juga tahu. Pernah ada suatu kejadian :
Umi (nyokap gue) membutuhkan daun serai dan kebetulan umi lagi sibuk untuk pergi ke kebun, ada kebun di depan dan di belakang rumah gue yang merupakan hasil budi daya almarhumah nenek gue tercinta, dan kebetulan waktu itu gue lagi 'gak ada kerjaan. "Baaaaaang...", panggil umi kayak manggil mamang tukang bakso. Gue langsung lari tergopoh-gopoh mendengar teriakan umi. "Kenapa mi?", "Coba kamu ambil daun serai dulu, umi mau bikin sayur neh." "tapi mi, saya gak tahu yang mana tanamannya.", alasan gue malas. "Ini yang kayak gini.", kata umi sambil menunjukkan contoh daun serai. Berbekal contoh yang sekilas gue lihat tadi, gue langsung berangkat ke kebun dengan harapan dapat menuntaskan tugas seperti pahlawan dan diberi imbalan. Bet, pas gue sampai ke kebun, ternyata tanaman tersebut bertebaran dimana-mana. Ckckck, tugas yang mudah pikir gue. Sambil memotong-motong daun serai itu, gue terbayang-bayang wajah umi yang lagi muji-muji gue, "Anak pinter,, Ganteng lagi. Pasti anak umi ini.". Jadi sambil bekerja, gue senyum-senyum mesum sendirian. Untung 'gak ada orang yang lewat, kalo ada pasti dia berpikiran ini anak pasti mau ngintip orang mandi sampai masuk-masuk kebun. "Miiiii, ini daun serainya.", teriak gue pas di dapur. "Taruh saja di meja bang.", jawab umi dari kamar mandi. Gue taruhlah kumpulan daun serai yang udah gue ikat-ikat itu. Sengaja gue motong daunnya yang banyak, biar umi seneng. Hufh, tugas selesai dan gue pun masuk kamar. Tinggal menunggu pujian dan tentunya imbalan neh pikir gue sambil senyum-senyum kembali. "Baaaaannnggg....", teriak Umi tak lama kemudian. Asyik, mau dipuji dan dikasih imbalan neh, apalagi teriakannya lebih kencang dari yang sebelum-sebelumnya pasti Umi lagi seneng neh. "Ya mi, kenapa?", tanya gue sok imut-imut sambil menghampiri nyokap gue. "Kamu tahu apa yang kamu ambil ini??", tanya nyokap gue. "Ya, daun serailah mi.", jawab gue bangga. "Aduuuuuh.. Ini ni ALANG-ALANG, bang. Ngapain kamu ngambil ALANG-ALANG? Sebanyak ini pula.", teriak umi shock melihat alang-alang bertaburan di dapur. Gue 'gak kalah shock. Buyar harapan gue untuk dipuji dan diberi imbalan. Yang ada gue di jewer sambil ditarik-tarik ke kebun buat ngasih tahu yang mana namanya daun serai. Tapi tetap saja gue 'gak bisa membedakannya sama ALANG_ALANG sampai SEKARANG.
Jadi, yang tahu tentang tumbuh-tumbuhan, tolong ajari gue... Dan beri gue cinta... Lho?? HAHAHAHAHHAHA
Kepribadian itu bukan sekedar keahlian mencari teman, bukan hanya bakat-bakat tertentu, atau bahkan bukan juga hanya merupakan kumpulan sifat. Melainkan satu kesatuan dari apa yang ada dalam diri kita. Pola menyeluruh dari semua kemampuan, tindakan, serta kebiasaan seseorang yang melibatkan jasmani, mental, rohani, emosi, dan sosialitas. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda sehingga kita tidak bisa menyamaratakan perlakuan. Penghubungnya adalah toleransi dan saling menghormati. Membangun kepribadian itu bukan hanya dalam tempo singkat karena banyak aspek yang mendukungnya. Pengalaman salah satunya. Membangun kepribadian adalah karya seumur hidup. Kepribadian inilah yang mempengaruhi hubungan seseorang dengan sesama atau lingkungannya. Hubungan itu sendiri bisa terjadi karena : Yang pertama, Impresion formation yaitu pesona, seperti kontak mata, umur, sifat, dll. Nah disini terkadang ada salah kaprah. Ada pandangan yang cenderung salah dalam menilai seseorang, yang pertama menggeneralisasi sifat semua orang berdasarkan kelompoknya. Jadi kita menilai bahwa suatu kelompok yang salah seorang anggotanya berbuat buruk maka semua orang yang ada di kelompok tersebut akan berbuat sama. Contoh: cenderung halus didepan tapi dibelakang tidak, orang J*w* yang dikatakan suka bermuka dua, atau karena sifat kerasnya dikatakan bahwa orang L*mp*ng tuh tidak pantas dijadikan suami. Ckckckck, Pandangan yang sangat salah khan? Karena sudah saya jelaskan setiap orang itu mempunyai kepribadian yang unik. Itu lebih kepada personal masing-masing bukan secara general.Ketika kita melihat orang berkacamata dan membawa buku banyak tentu kita cenderung menganggap orang tersebut pintar. Padahal belum tentu. Itulah yang menjadi salah kaprah. Hal kedua yang menyebabkan timbulnya hubungan adalah interpersonal attraction yaitu diluar personal kita, antara lain, kedekatan fisik karena kita cenderung akan menyukai orang yang selalu berada di dekat kita, kesamaan baik hobi maupun sifat, mutual liking yaitu kita cenderung menyukai orang yang menyukai kita dan sebaliknya, dan ketertarikan fisik yaitu bentuk fisik seseorang. Begitulah kepribadian mempengaruhi hubungan. Setiap orang punya cara yang berbeda dalam mengungkapkan rasa karena kepribadian yang berbeda dan unik itu. Jadi kepada orang yang suka menggeneralisasikan sesuatu lebih baik berkaca ulang dengan kepribadiannya..
*ditulis dengan sedikit emosi setelah mendengar seseorang yang menggeneralisasikan sesuatu dan kebetulan gue termasuk di dalamnya...
Penat?? Jenuh?? Semua mungkin pernah kita rasakan namun yang jadi masalah apakah kita dapat lepas dari rasa itu dan kalau pun bisa membutuhkan waktu berapa lamakah. Solusinya adalah jangan pernah biarkan perasaan penat dan jenuh menguasai diri anda. Secara kongkrit mulailah meneliti dari mana asal kejenuhan atau kepenatan tersebut, biasanya dari masalah yang berlarut-larut. Hal ini lah yang perlu di selesaikan, runut dengan teliti setiap masalah dan mulailah selesaikan masalah anda dari yang paling mudah menurut anda untuk diselesaikan. Dan untuk kondisi yang lebih baik disarankan untuk tidak menumpuk masalah yang ada. Masalahlah yang membuat kita bijaksana. Masalahlah yang membuat kita besar. Ini adalah salah satu ujian Allah untuk menaikkan level kita. Pantaskah kita mendapat ujian level selanjutnya dari-Nya. Hidup takkan lepas dari masalah. Cuma level kita yang akan berubah, seberat mana kita sanggup menyelesaikan sebuah ujian untuk menaikkan level. Naiklah ke level lebih tinggi dan jadilah bijaksana karena hidup adalah sesuatu yang terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (Poerwodarminta).
Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak ( Daniel Goleman, 1995)
Hal-hal yang ikut menggerakkan emosi :
1.Bodily Sensation
Dapat diartikan sebagai sensasi yang diterima oleh tubuh yang dapat menimbulkan emosi.
Misal: ketika kita tersiram air panas, tubuh kita merasa kaget, dan kita terkejut. Ketika kita terkejut, kita akan menampilkan ekspresi terkejut di wajah kita (mengerenyit), berteriak lalu secara refleks kita akan menarik bagian tubuh yang tersiram air panas tadi.
2.Interpreted Sensation
Yang dimaksud dari interpreted sensation ini adalah bahwa emosi melibatkan interpretasi, persepsi, dan harapan dari diri kita pada orang lain dan lingkungan di sekitar kita serta juga dipengaruhi oleh faktor belajar (eg, negativistik pada anak).
Misal: ketika orang yang kita tidak sukai mengatakan bahwa kita “tulalit”, kita cenderung menganggap itu sebagai hinaan, meski itu disampaikan dengan humor. Tetapi jika kita menyukai orang itu, kita akan menganggapnya hanya sebagai canda.
3.Adaptive Responses
Pendekatan kognitif menjelaskan pada kita bagaimana emosi mempengaruhi tingkah laku.
Misal: Seseorang memukul kita dengan sengaja. Jika kita lebih powerful dari orang itu, kita akan marah (Fight), lalu kita akan balas memukulnya. Namun jika orang itu lebih powerful dari kita, reaksi kita akan menjadi takut (Flight) , lalu kita menjauh.
(respon fight and flight)
Hal-hal yang mempengaruhi emosi :
1.Intensitas
Di lihat dari beberapa banyak barang yang kita miliki, karena biasanya diantara barang-barang tersebut ada yang menjadi favorit kita.
Misal: Kita akan lebih kecewa jika kehilangan baju yang kita sukai dari pada yang tidak.
2.Personal Meaning
Memiliki art tersendiri dan tidak dilihat dari nilainya atau jumlahnya.
Misal: Kita kehilangan cincin pemberian almarhum nenek atau mendapat hadiah dari orang yang kita sayangi.
Disadur dari Emosi Manusia oleh Ucok Sarimah dan Rangga Dewati
Pria : "Aku tidak dapat menjelaskannya. Tapi aku sungguh sayang sama kamu."
Wanita : "Kamu bahkan tidak dapat memberikan alasannya. Bagaimana kamu dapat berkata kamu menyayangiku?? Bagaimana kamu dapat berkata kamu mencintaiku"
Pria : "Aku sungguh tidak tahu alasannya, tetapi aku dapat membuktikannya."
Wanita : "Bukti? Tidak. Aku menginginkan alasannya. Pacar temanku dapat mengatakan alasannya menyayangi temanku. Mengapa kamu tidak?"
Pria : "...."
Sang pria hanya diam membisu, tidak mampu berkata lagi dan Wanita itu pun pergi meninggalkan sang Pria yang masih tetap saja terdiam.
Selang beberapa hari, wanita tersebut mengalami kecelakaan hebat. Dia mengalami koma akibat luka-luka yang cukup berat dan terancam lumpuh. Setelah siuman, wanita tersebut melihat Pria yang ditinggalkannya waktu itu berada disampingnya. Setelah mengetahui kondisinya yang menyedihkan, wanita tersebut berkata kepada sang pria,
"Buat apa kamu disini?? Ingin menghina kondisiku sekarang??"
Sang pria tersenyum dan membelai rambut wanita itu sambil berkata,
"Jika aku mengatakan aku menyanyangimu karena wajahmu yang cantik, lihatlah dirimu sekarang dan karena itu aku tidak mencintaimu lagi. Jika aku mengatakan aku menyayangimu karena kamu lincah dan sangat periang, lihatlah diriu sekarang dan karena itu aku tidak mencintaimu lagi. Jika aku mengatakan aku menyayangimu karena kamu perhatian, lihatlah dirimu sekarang dan karena itu aku tidak mencintaimu lagi. Jika cinta memerlukan alasan, seperti sekarang, maka tidak ada alasan lagi untuk aku mencintaimu. Tapi tidak, Aku tidak mempunyai alasan menyayangimu dan karena itu aku tetap mencintaimu. Inilah bukti cintaku."
Jiahh.. bicara tentang cinta lagi gue. Hahahaha.. Gara-gara baca status salah seorang temen neh. Gue juga setuju dengan pilihan loe kawan. Tidak semua hal memerlukan alasan. Ketika kita menyebutkan alasan kita menyayangi seseorang, kita juga telah mengucapkan alasan untuk meninggalkannya. Yah, cuma butuh ketulusan dan keikhlasan saja untuk menjalaninya. Dan jangan lupa, ketika mencintai seseorang, jangan pernah menyesal dengan apa yang telah kamu lakukan, tetapi sesalilah apa yang tidak pernah kamu lakukan. Ini hanya pendapat gue dan gue hanya ingin berbagi, kawan.
Di saat gue butuh motivasi diri dan gue hanya bisa melamun di kamar, tiba-tiba gue terbayang sosok temen-temen gue. Terlintas kembali bagaimana perjuangan mereka dalam meraih cita-cita dan demi arti sebuah kata, istimewa.
Baskoro, pria penjunjung kepercayaan ini, dari SMA bercita-cita ingin jadi seseorang yang berseragam. Dia mulai mendaftar di Akademi Militer dan Secaba POLRI. Gue juga sama dengan dia, impian kami yang paling konyol adalah datang ke SMA 9 dengan seragam dan motor gede. Hahaha.. Di ujian AKMIL dia gagal dan berlanjut di Secaba bersama gue. Gue dan dia selalu bersama-sama di setiap tes dan dari 7 tes gue hanya bisa menemani dia sampai tes ke-6. Intinya gue gagal. Dia tetap berlanjut hingga lolos dalam tes penjaringan Secaba dan mengikuti pendidikannya. Gue sangat bangga sama dia, dari beberapa ratus yang diterima hanya 4% yang lulus murni tanpa pakai uang dan dia salah satunya. Salut buat Pria sederhana yang paling hobi berantem ini. Dan sekarang motivasinya selalu ingin melanjutkan pendidikan hingga menjadi seorang perwira. Dia juga sudah mengambil Sarjana dan tinggal skripsi lagi. InsyaAllah lulus tahun ini bersama-sama temen-temen yang lain yang lebih dulu kuliah. Hahahaha.. Pria ini tak pernah berhenti di satu tempat. Dia terus berjuang untuk hidup yang lebih baik. Sekarang selain bekerja sebagai Polisi, dia juga berbisnis dan dengan itu dia sudah mampu membeli rumah dan mobil. Lanjutkan prestasimu kawan, gue 'gak mau kalah.
Oka, Pria berwajah polos nan innocent ini, sempat menghilang dari hadapan kami tanpa kabar. Entah beberapa bulan lamanya kami tidak mendapat kabar mengenai pria polos ini setelah lulus SMA. Yang terakhir kami dengar bahwa dia tidak lulus SPMB atau sekarang disebut SNMPTN dan dia mencoba untuk mengambil ekstensi UNILA, tapi kami dengar bahwa dia juga tidak lulus tes ekstensi. Kami sempat kebingungan mencari kabar pria tak kalah sederhana ini. Selang beberapa bulan, baru kami bertemu pria polos ini dan dia mengenakan seragam praja dari kampus IPDN. Betapa tercengangnya kami, Oka yang kami khawatirkan dimana dia berada, entah putus asa, mengurung diri atau bunuh diri (Oke yang ini agak berlebihan) dan ketika kami bertemu, sontak kami langsung menjabat tangannya dan memeluknya (jangan dibayangkan sebagai adegan homo. Hehehe..). Sekali lagi, persetan dengan kata-kata, kalau mau masuk kampus elit harus pakai duit, Oka pun membuktikannya bahwa dia bisa tanpa harus begitu. Bangga kami padamu kawan.. Sekarang dia sudah lulus dan menjadi pegawai golongan III A, paling tinggi diantara temen-temen yang lain, serta manjabat sebagai asisten Bupati di Lampung Barat. Tenang kawan, temen-temen yang lain menyusul untuk segera sukses. Inget janji-janji kita dulu, demi sebuah kata, istimewa.
Selagi merenung, gue menjadi bersemangat kembali mengejar mimpi...
Ketika seorang pria ditanya apakah dia lebih baik memilih atau dipilih wanita untuknya, dia menjawab, " Saya lebih baik memilih. Hidup cuma sekali dan kita pasti akan mencari yang terbaik sebagai pasangan kita. Jadi saya meng-audisi setiap wanita yang dekat dengan saya.".
Pertanyaan selanjutnya kepada sang pria, " Apakah wanita tersebut mau Anda pilih?".
Ketika para wanita ditanya mengenai pria mana yang akan mereka pilih,
Pria kaya apa pria miskin?? (dengan asumsi yang lain semua sama) Tentu mereka akan memilih pria kaya,
Pria tampan atau pria pas-pasan?? (dengan asumsi yang lain semua sama) Tentu mereka akan memilih pria tampan,
Pria banyak deposito atau pria banyak bon?? (dengan asumsi yang lain semua sama) Tentu mereka akan memilih pria banyak deposito.
Tidak memungkiri, bahwa semua mencari yang terbaik sebagai pasangan karena dengan merekalah kita bakal menghabiskan waktu. Sebelum memilih PANTASKAN diri anda untuk dipilih.
Cantik itu indah Tampan itu indah Sejuk itu indah Manis itu indah Enak itu indah
Jadi apa yang kita lihat, rasa, dengar, dan raba dapat menyenangkan hati itu dapat disebut dengan indah. Sayangnya semua orang mempunyai selera yang berbeda mengenai cantik, tampan, sejuk, manis, dan enak itu. Karena itu, INDAH HANYA ADA PADA ORANG YANG MENIKMATINYA.
Pernahkah kamu diberi kesempatan melakukan sesuatu namun kamu merasa tidak bisa?? Atau merasa tidak sanggup melakukan sesuatu???
Hmmm...
Bila kita dihadapkan dengan seekor anjing yang siap menggigit kita, otomatis pikiran kita akan mengatakan, "LARI" demi keselamatan kita sendiri. Dan tanpa aba-aba, Kaki kita langsung berlari secepat-cepatnya, paru-paru bekerja keras untuk memenuhi pasokan oksigen buat pembakaran, jantung memompa darah secepat-cepatnya untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, dan sering kali tanpa kita sadari tembok yang tingginya 3 meter pun bukan tidak mungkin dapat kita lompati padahal dalam keadaan biasa kita agak kesulitan melakukannya. Itulah namanya sugesti.
Anggap bila pikiran kita tadi adalah bos kita dan yang lainnya adalah anak buahnya. Ketika sang bos berkata, "LARI", anak buahnya seperti paru-paru, jantung, dan lainnya melakukan sesuatu untuk membuat tubuh kita lari secepat-cepatnya. Bukan tidak mungkin suatu keajaiban dapat terjadi. Semuanya untuk menyenangkan si "BOS". Bayangkan bila si bos berkata, "PASRAH", tentu anak buahnya tidak akan berbuat sesuatu yang luar biasa dan hanya berlalu seadanya saja. "Wong bosnya saja pasrah koq.", kata mereka.
Karena itu perlulah kita tanamkan namanya sugesti dalam pikiran kita, seperti, "Saya bisa.", "Saya mampu.", dan lain-lainnya. Karena bila pikiran kita sendiri sudah termotivasi maka selanjutnya semua, baik yang ada pada diri kita maupun yang ada disekitar kita, akan berjuang keras untuk membantu mewujudkannya. Percayalah.. Bila tidak, maka kita hanya akan diam di satu tempat alias pasrah.
Yang tertarik tentang hidup harusnya tertarik juga tentang mati Yang tertarik tentang kaya harusnya tertarik juga tentang miskin Yang tertarik untuk berkuasa harusnya tertarik juga untuk dikuasai Yang tertarik untuk berkendara harusnya tertarik juga untuk berjalan kaki
Agar kita belajar, Belajar untuk saling mengerti, menghargai, menghormati, dan menyayangi serta bersyukur Karena hidup itu tidak statis tapi selalu dinamis Yang di bawah tidak selalu di bawah Dan yang di atas tidak selalu di atas
Gue liburan hampir sebulan kemarin. Dari tanggal 9 Maret - 2 April. Disuatu kesempatan, gue dan teman-teman sepakat untuk touring ke Teluk Kiluan. Tapi sangat sayang karena berbagai masalah yang timbul, rencana itu pun terpaksa dibatalkan. Dan sebagai penggantinya kami memutuskan untuk berangkat ke Pantai Mutun. Anggota keluarga besar hanya sebagian saja yang ikut, antara lain, Guntur, Imam, Adi, Eko, dan Gue sendiri. Sementara yang lain naek banana boat, Guntur sibuk berenang sendirian. Dia sempat melambaikan tangan kepada kami diatas sebuah ban kecil yang menopang tubuhnya nan imut ketika kami yang sedang diatas banana boat melewatinya. Itulah terakhir kami melihatnya hari itu...
Ya, terakhir melihatnya dalam keadaan baik-baik saja. Ketika kami selesai bermain banana boat dan kembali ke cottage berniat untuk makan, kami melihat dia terhuyung-huyung datang dan menjatuhkan diri dihadapan kami yang sedang membuka nasi bungkus. Kami pun bertanya-tanya, "Ada gerangan apakah kawan Sampai kamu lemas dan mengerang kesakitan seperti ini??". "Gue diserbu ubur-ubur, kawan.", jawabnya sambil mendesah kesakitan. Dan dia pun menceritakan kronologis kejadiannya. Bagaimana dia yang sedang menikmati keindahan bawah laut dengan cara snorkeling dan karena terlalu mengagumi, dia pun tidak memperhatikan bahwa dia sedang diincer atau lebih tepatnya menuju kearah ubur-ubur yang sedang berkumpul dan bergosip ria. Tidak terima dengan kedatangan manusia bertubuh kecil tersebut, gerombolan ubur-ubur pun mengamuk dan menyerbu Guntur. Merasa dalam bahaya, Guntur pun langsung mencoba melarikan diri tapi sayang sekali sengatan demi sengatan menghantam tubuh mungil itu. Dia pun mencoba melawan dengan mengibas-ibaskan kakinya tapi sayang kakinya pun tersengat kembali dan fin atau kaki katak yang dia kenakan lepas satu. Akhirnya setelah berjuang terpincang-pincang, Guntur pun lolos dari serbuan para ubur-ubur yang berjumlah lebih dari 5 tersebut dan berukuran lebih besar dari kepala manusia. Kami yang mendengar cerita itu terpaku mendengarkan cerita teman kami tersebut. Kami diam beberapa saat dan tak lama Imam pun bersuara, "Terus kaki katak temen gue itu loe ambil lagi 'gak, tur??" "Sayangnya enggak Mam, gue udah keburu lari dari tempat ubur-ubur tersebut.", jawab Guntur dengan tetap mengerang kesakitan. Imam, yang merasa tidak enak dengan temen kampus si empunya kaki katak tersebut dan kasihan dengan sosok Guntur yang terkapar tak berdaya, langsung mengambil kacamata renang dan berusaha mencari kaki katak tersebut tanpa menghiraukan nasi bungkusnya yang sudah dibuka. Gue dan Adi juga yang kebetulan udah membuka nasi bungkus, langsung mempercepat makan kami untuk membantu Imam mencari kaki katak tersebut. Selesai makan, gue dan Adi langsung turun tangan. Niat kami untuk membantu membadai dalam hati. Adi langsung membagi posisi penyisiran bak sang komandan, "Wan, loe yang memakai peralatan snorkel agak ditengah, gue beberapa meter sebelah loe, dan Imam yang menggunakan ban agak dipinggir.", perintah sang komandan. Tanpa disangka-sangka, ternyata sang komandan berkhianat. Ketika sedang mencari kaki katak tersebut, dia ditegor oleh seorang wanita yang memakai tank top nan tipis berwarna putih dan daleman berwarna kuning, "Siang kak, lagi nyari apa neh?" "Nyari kaki katak neh, warna biru gitu.", jawab Adi sambil terus mencari. "Oke, kalau gitu saya bantuin nyari yah kak.", tawar wanita tersebut sambil langsung membungkuk-bungkuk ikut menyelam yang otomatis dengan pakaian seminim itu tentu menggoda sang komandan. Sang komandan sibuk memperhatikan wanita tersebut membungkuk-bungkuk dan batal mencari kaki katak tersebut. Imam yang juga tadinya serius malah berubah haluan, ikut memperhatikan wanita tersebut. Adi malah iseng memasukkan air kedalam alat snorkel gue. Gue kira gue salah pernafasan sehingga air masuk kedalam mulut. Ternyata ada biangnya dan yang lebih kejam mereka tidak memberitahu gue tentang wanita tersebut. Alhasil pencarian kami tidak berbuah manis. Kami tidak menemukan kaki katak tersebut. "Si Guntur ini seh pake-pake kaki katak. Ukurannya saja 11 ya terang aja longgar dikaki kecilnya Guntur.", omel Imam yang tentu dijawab oleh Guntur dengan malu-malu, "pas koq Mam.."
Ukuran 11 = 43-45
Setelah Guntur sehat baru kami melanjutkan aktifitas perpantaian kami. Berenang dan menyeberang ke Pulau Tangkil. Cukup menyenangkan, hanya saja masalah kaki katak itu belum terpecahkan, selain harganya mahal ternyata barang tersebut tidak ada yang menjual di Lampung dan yang lebih mengejutkan temennya Imam si empunya barang termasuk orang yang pilih-pilih dan kepercayaan Imam sedang dipertaruhkan. Doakan saja dalam waktu dekat ini kaki katak tersebut dapat sudah terganti. Aamiin....
Banyak hal-hal konyol yang sering gue lakukan bersama temen-temen. Sadar atau tidak, hal ini lah yang menjadi pengikat hubungan akrab kami. Penyakit berbuat konyol ini dpengaruhi oleh kondisi kejiwaan kami yang kalau di rangking bisa seperti ini :
Jendro = sakit Tommy = sakit Andre = sakit Oka = sakit Eko = sakit parah Baskoro = sakit parah Adi = sakit parah Imam = sakit parah sekali Gue = sakit parah sekali Guntur = sakit kronis *berdasarkan penelitian dokter di bidang kejiwaan hewan
Inilah rangking kami, yang menduduki puncak tertinggi tentu saja pemuda dengan gangguan kejiwaan berat yang urat kemaluannya hilang entah kemana, Guntur Pradipta Gantira. Tentu saja sakit kejiwaan ini dapat disembuhkan mulai dari kategori sakit sampai parah sekali, tapi tidak untuk ketegori kronis. Marilah sejenak mengheningkan cipta untuk menghormati jasa-jasa beliau ini. (lho?). Dibalik gangguan kejiwaan itu, gue dan temen-temen menyimpan mimpi yang sangat besar. Mimpi untuk hidup lebih baik kawan. Kami bosan hanya sebagai pendengar, kami ingin jadi pembicara. Kami bosan cuma hidup dibawah, kami ingin terbang tinggi ke atas. Kami ingin menikmati alam ini dengan berbagai posisi. Kami ingin tahu artinya hidup. Di titik ini kami berjuang mengejar cita-cita kami, Jendro yang baru saja wisuda dan sudah bekerja di sebuah perusahaan di bidang pestisida, Oka yang merupakan lulusan IPDN dan sekarang bekerja sebagai ajudan bupati, Baskoro yang bekerja di Kepolisian Republik Indonesia dan berkeinginan secepatnya jadi Perwira, Tommy yang juga merupakan anggota Kepolisian Republik Indonesia dan tengah bersiap-siap untuk menikah dengan pujaan hatinya, Eko yang sedang menjalin kisah asmara dengan kereta api di dalam sebuah BUMN (PT KAI), dan gue, Guntur, Andre, Adi serta Imam yang masih berstatus Mahasiswa yang sedang menanti datangnya sebuah jawaban atas cita-cita kami. Semuanya tidak lain adalah untuk hidup lebih baik. Sebagai sebuah pembuktian bahwa kami pernah ada dan akan terus ada di hati kalian yang menyayangi kami. Demi sebuah kata, istimewa.
Suatu malam, gue terpikir membeli martabak telor untuk dijadikan cemilan karena temen-temen lagi pada kumpul ditempat gue. Gue pergi sama Baskoro ke tukang martabak di daerah TELKOM jalur 2 Way Halim. Penjualnya ramah, martabaknya lumayan enak, dan yang terpenting murah. Hehehehe. Gue pesen yang sedang saja karena uang dikantong lagi bener-bener tipis tapi Baskoro malah pesen paket yang paling mahal dan bersedia membayarnya. Gue terang saja merasa tidak enak dan gue bilang kepada dia, "Bas, uang loe tuh sekali-sekali di tabung buat masa depan. Loe punya masa depan yang mesti loe sambut. 'Gak usah mentraktir kita terus.". Memang pada kenyataannya, Baskoro paling sering mentraktir kami cemilan-cemilan pada saat kumpul-kumpul karena dia lah orang pertama diantara gue dan temen-temen yang bekerja di sektor formal, kepolisian.
"Tenang saja Wan, kalian khan belum pada kerja. Apa yang gue berikan buat kalian juga InsyaAllah diganti sama Yang Di Atas. Gue memberi kalian segini, gue dikasih lebih sama Tuhan makanya gue tidak pernah merasa kekurangan. Ini adalah rezeki kalian yang dititipkan lewat gue.", jawab Baskoro sambil langsung membayar martabak telor tersebut.
Gue cuma bisa terdiam. Orangnya bukan dari keluarga kaya tapi hati penuh kekayaan. Jika kekayaan materi tidak kita miliki, maka perkayalah diri dengan iman, ilmu dan hati yang besar. Itu yang membuat seorang manusia bernilai..
KOPMA UNILA, dunia mahasiswa yang membesarkan gue. Teringat ketika pertama kali masuk UNILA, gue masih bingung apa yang mau gue lakukan di kampus ini. Sampai dengan bertemu Ajo, Mbak DWi, dan Mbak Dewi di pohon beringin Unila yang menawarkan untuk gabung ke dalam KOPMA Unila ketika awal semester pertama. Tak butuh lama bagi gue untuk memutuskannya. Ya, gue gabung ke KOPMA.
Tak terasa sudah beberapa tahun berselang gue meninggalkanmu, meninggalkan rumah kedua gue di kampus, tempat duduk favorit gue di gedung PKM, dan segala macam kegiatan yang telah atau malah belum sempat gue lakukan.
KOPMA, kau semakin dewasa sekarang. Dua puluh delapan (28) tahun sudah usiamu. Engkau harus semakin berkembang lebih baik dari tahun ke tahun. Percayakan pada para pengurus yang InsyaAllah amanah dalam menjalankan tujuan darimu.
Sedikit sumbangan pemikiran yang bisa gue berikan untuk pengembanganmu,
1. Gue merasa perlu dibuat rencana kerja jangka panjang agar dalam membuat kebijakan antar setiap kepengurusan itu sejalan. Khan tidak semua proyek dapat dilakukan dalam satu periode kepengurusan apalagi menyangkut pekerjaan besar seperti pengembangan usaha. Perlu digarisbawahi, tidak hanya satu bidang yang ada program kegiatan melainkan setiap bidang sehingga akan menguras segala sumber daya di KOPMA hanya untuk kegiatan jangka pendek atau menengah dalam hal ini gue analogikan sebagai program kerja masing-masing bidang.
2. Terkait dengan keterbatasan anggota, gue punya ide sekaligus sebagai penambah nilai jual KOPMA di mata mahasiswa, yaitu bekerjasama dengan pengurus atau pemilik toko-toko, distro-distro, car or motorbike wash, dan lain-lain untuk memberikan diskon tertentu kepada setiap anggota KOPMA Unila yang berbelanja di tempat mereka. Mekanismenya dengan cara menunjukkan kartu anggota KOPMA mereka akan mendapat diskon tersebut. Keuntungannya bagi KOPMA adalah menambah nilai jual kepada mahasiswa sehingga mereka tertarik untuk menjadi anggota KOPMA dan keuntungan para pengusaha tersebut adalah adanya contractual customer relationship atau penambahan pelanggan tetap. Prosedur dan lain-lain sudah gue pikirkan, cuma ini bukan proyek sekali jalan dan membutuhkan proses yang tidak pendek. Setiap kepengurusan bisa terus mengembangkan proyek ini dengan cara menambah mitra kerja sama setiap tahun. Ini bisa dikatakan rencana kerja jangka panjang.
3. Bidang usaha harus pintar melihat peluang bisnis karena usaha ada yang bersifat kontinuitas dan ada yang bersifat sementara. Jadi harus cerdik memanfaatkan situasi, seperti jika musim beasiswa dan membutuhkan materai yang notabene tidak liquid jika di hari biasa, maka diusahakan untuk memperdagangkannya. Gue rasa masih banyak lagi yang bisa dikembangkan.
4. Terkait keberlangsungan bisnis, KOPMA harus terus memperluas kegiatan usahanya tidak hanya di area kampus namun juga di luar wilayah kampus. Memang modal yang di keluarkan besar tapi KOPMA khan bisa menerapkan sistem investor. Diupayakan setiap usaha KOPMA yang memegang kendali pengelolaan bukan hanya sekedar menyewakan tempat.
5. Gue masih rada bingung dengan susunan kepengurusan. Koq HUMAS ada di bawah Admin yah?? Coba di telaah lagi job des masing-masing dan bandingkan dengan struktur organisasi-organisasi lain. Karena menurut gue, admin dan humas itu bidang yang berbeda dan tidak bisa dibuat dalam satu garis struktur kecuali jika yang dimaksud dengan humas adalah humas admin bukan humas KOPMA. hehehe
6. Karena dalam mengembangkan sebuah organisasi itu tidak mudah dan membutuhkan kontribusi setiap anggota, gue menyarankan kepada pengurus untuk tidak menjabat ganda di organisasi lain. Percayalah, kita akan kesulitan membagi waktu dan pemikiran tapi bila kalian merasa sanggup maka jalanilah. Namun bisa berbeda tindakannya kalau hanya dalam kepanitiaan.
Mungkin gue tidak terlalu merinci pemikiran atau mekanisme atau prosedur karena gue ingin bertukar pandangan dan gue siap menjelaskan ketika kita bertatap muka. Semua demi kamu, demi KOPMA UNILA.
Wah, gue tiba-tiba jadi kangen masa-masa dulu di KOPMA UNILA. Jadi inget waktu jadi pimpinan sidang RAT, seru tuh agaknya kalau bisa mengulang kembali. Hehehehe Btw ini ada sedikit informasi mengenai jumlah ketukan palu bila temen-temen yang kemungkinan di lain waktu akan menjadi pimpinan sidang.
Jumlah ketukan palu dalam sidang : 3 kali ketuk untuk pembukaan di awal sidang dan penutupan di akhir sidang. 2 kali ketuk untuk penundaan sidang. 1 kali ketuk untuk pembukaan sidang kembali dan kesepakatan.
Ada gairah tersendiri ketika menjadi pimpinan sidang dan kalian jangan ragu untuk mencobanya. Semoga bermanfaat.
Teriakan ini paling sering terdengar dan memang cukup membangkitkan semangat perjuangan para mahasiswa ketika menuntut suatu keadilan dalam bentuk demonstrasi.
Demo...demo... ada mahasiswa demo.. dan serentak pedagang menutup dagangannya, warga memilih untuk menjauh dari lokasi demo, kegiatan usaha lain pun mati. Tak sedikit yang menggerutu akibat merasa terganggu dengan aksi demonstrasi yang pada hakekatnya katanya adalah untuk membela kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
Apakah ada yang salah dengan demo??? Tidak kawan.. Yang bermasalah adalah pelaku demo tersebut yang identik dengan kekerasan yang malah justru sangat mengganggu. Contoh kejadian di Makassar, mahasiswa atau oknum mahasiswa berdemo dengan cara memblokir jalan dan menyerang kendaraan-kendaraan milik pemerintah yang kebetulan lewat sebagai bentuk protes. Tapi warga malah merasa terganggu dengan aksi tersebut dan menyerang para demonstran. Apakah para demonstran itu tidak tahu kalau mereka sudah menghalangi kegiatan orang lain?? Mereka menyuarakan suara siapa kalau begitu kalau warga pun tidak mendukung mereka. Apakah memang mereka mengerti tentang topik yang mereka demo atau malah hanya ikut-ikutan saja biar dibilang keren??? Gue pernah mendengar pernyataan bahwa mahasiswa sejati adalah mahasiswa yang berani turun ke jalan. Coba para mahasiswa intelektual tolong kaji paradigma yang aneh ini sekali lagi. Masih banyak cara yang dapat dilakukan para mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara, misalnya dengan belajar dan terjun ke dunia pemerintahan atau kalau perlu terjun langsung ke dunia politik agar kita tidak dengan mudah diperbudak atau diprovokasi oleh pihak-pihak tertentu.
Ini ada tantangan dari dosen salah satu perguruan tinggi di Jakarta :
"Saya tantang para mahasiswa pendemo, untuk menjawab pertanyaan saya:
1. Apakah kewajiban kalian sebagai mahasiswa sudah terpenuhi ? saya tidak melihat dari nilai IPK atau IPS yang kalian dapat, tapi kuliah kalian itu dibiayai oleh orang tua dan Anda memiliki kewajiban untuk menjalankan perkuliahan dengan sebaik-baiknya, so ... apakah Anda benar-benar memahami apa yang sudah dipelajari sampai dengan semester ini ?
2. Apakah Anda berkelakuan demikian benar-benar memiliki motivasi untuk memajukan negara, atau cuma sekedar untuk "Keren-kerenan", atau cuma merengek-rengek menyalahkan Pemerintah untuk mentoleransi kemalasan kalian dalam membangun Negara ?
3. Apakah Anda sudah benar-benar bersih dari hal-hal buruk seperti, Mencontek, Malas Belajar, Korupsi Uang Orang Tua, Narkoba, bagaimana tingkah laku Anda di lingkungan sekitar Anda ?
4. Anda berdemo berarti merasa lebih becus dari Pemerintah, saya pengen tau pemikiran apa yg melandasi itu, dan mengapa Anda tidak mengambil jalan yang sah, seperti lulus kuliah, ambil gelar Master atau Doktor, aktif di partai dan jadilah Pemimpin yang Lurus ?
5. Anda berani karena ramai, apakah bila sendiri Anda punya nyali ?"
Jawablah..
Bagi gue, pemerintah memang perlu dikawal dalam menjalankan pemerintahan tapi bukan berarti harus selalu di kritik dengan dasar yang tidak jelas atau malah di kritik tanpa memberi saran/solusi penyelesaiannya. Ketahuilah kawan, mencari kesalahan-kesalahan itu mudah tetapi tanpa solusi kesalahan itu tidak akan dapat diperbaiki. Cukupkan diri kita untuk lebih berilmu agar ketika terjun menjalankan pemerintahan atau membangun bangsa dapat berbuat lebih baik lagi. Jangan hanya bersiul-siul puas untuk kepentingan tertentu. Ingat kita ini satu bangsa dan satu negara.
*hufh.. menghela nafas sambil memejamkan mata dan sesaat kemudian mengadah keatas membuka mata. Yah ini salah satu cara gue meresapi suatu masalah.
Gue ingin berbagi pandangan mengenai masalah yang akhir-akhir ini menjadi topik sengit di berbagai media, ya mengenai masalah Bank Century dan efek-efek lain yang timbul. Pertama mungkin masalah pandangan politik. Gue masih bingung dengan maksud politik-politik tertentu terkait bail out. Pertama gue mencoba menelaah dari sisi pemerintah, gue rasa Menteri Keuangan sudah menerapkan kebijakan yang pantas diambil untuk pencegahan krisis. Siapa seh yang mau krisis seperti tahun 1997 terulang?? Gue rasa tidak ada yang mau. Permasalahan pertama, pengambilan kebijakan tersebut berdasarkan asumsi-asumsi terkait kekhawatiran terjadi dampak sistemik dari likuidasi Bank Century, salah satunya krisis kepercayaan di sektor perbankan. Hal ini tidak bisa diperdebatkan karena ini belum terjadi dan merupakan tindakan pencegahan. Siapa yang akan tahu persis kejadian di masa depan??? bukankah tidak ada kawan selain Sang Khalik. Kalaupun ada mungkin yang bermasalah adalah aliran dana tersebut kemana saja, ini yang gue rasa harus diusut tuntas. Dana bail out 6,7 triliun merupakan dana yang sangat besar malah ada yang mengatakan dengan dana segitu bisa membeli berapa milyar kerupuk (hitung juga dapat berapa milyar kerupuk dengan dana BLBI) atau malah membangun fasilitas-fasilitas lain yang inginnya dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat tetapi coba kita tinjau ulang krisis tahun 1997, tahukah kalian berapa total dana yang dikucurkan untuk mengatasi krisis??? 647,130 triliun kawan. Seratus kali lipat lebih dari dana bail out Bank Century. 144,536 triliun dialirkan buat BLBI yang sampai sekarang tidak pernah selesai. Kenapa?? karena obligor-obligor itu lebih pintar, cukup dengan menyuap pejabat yang berkepentingan maka perkara akan di-SP3 seperti kasus Samsul NurSalad yang bahkan kasusnya sendiri lebih dari dana bail out yaitu $97.000.000 dan 6,9 triliun rupiah dan masih banyak kasus lagi yang tidak terselesaikan. Oke bila gue menganggap permasalahan kebijakan ini adalah takut terulangnya kasus-kasus obligor BLBI tapi bagaimana bila sudut pandang sedikit berubah, yaitu dana ini dikeluarkan untuk pencegahan bukan untuk mengatasi krisis seperti pada tahun 1997. Bagaimana bila asumsi yang berdampak sistemis tersebut benar-benar terjadi? Bayangkan berapa banyak lagi dana yang harus dikeluarkan. Bila ada pertanyaan, "sayang uangnya, kenapa 'gak dilikuidasi saja bank century??" Wow.. masalah bukan sekedar cuma menetapkan likuidasi bank tetapi efek yang ditimbulkan oleh likuidasi tersebut dan dari data yang dibeberkan Menteri Keuangan, dana untuk likuidasi lebih besar lagi dari dana bail out. Ya, likuidasi bukan hanya tinggal lepas tangan, ada yang harus diselesaikan, antara lain, pembayaran pesangon pegawai (mau ketika ente kerja, tiba-tiba di-PHK tanpa pesangon??), dana pemberesan aset, pembayaran simpanan nasabah, dll. Efeknya juga mungkin akan timbul krisis kepercayaan atau rush di berbagai bank (ini berdasarkan asumsi). Lagian juga perlu dikaji apakah dana tersebut benar-benar hilang karena yang gue denger itu juga merupakan penyertaan modal sementara (bisa dilakukan dalam rangka penyelamatan ekonomi nasional sesuai UU no. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara) dan kalau memang dana tersebut berasal dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) maka itu bukan ranah kuasa pemerintah lagi karena LPS merupakan badan hukum sendiri atau temasuk kekayaan negara yang dipisahkan jadi mereka bertindak sebagai perusahaan profesional, serahkan saja sama LPS. Perlu dicatat, LPS baru ada pada tahun 2004 dengan UU no. 24 tahun 2004 sedangkan pada masa krisis tahun 1997 itu tidak ada LPS.
Permasalahan kedua dalam ranah politik adalah kepentingan partai yang merajalela di DPR yang gue harus memperjuangkan kepentingan rakyat dan meletakkan kepentingan negara diatas segala kepentingan, bukankah itu sumpah yang dulu mereka anut. Yang gue heran juga kenapa partai d*m*kr** seperti memberi opini buruk dengan cara-cara penundaan-penundaan. Jangan takut, biarlah aliran dana itu diusut toh jika memang benar seharusnya tidak perlu takut. Cuma memang ditakutkan akan terjadi pergolakan ekonomi terkait dengan ini karena Menteri Keuangan yang seharusnya konsen mengurus hal-hal lain yang lebih penting malah notabene harus bergulat dengan masalah ini. Dalam sudut pandang gw sebagai pembaca berita, selama beberapa tahun memimpin Kementerian Keuangan, SMI, banyak perubahan yang sudah terjadi. Dulu kalau kalian pernah baca, Bea Cukai dan Pajak termasuk salah satu instansi terkorup berdasarkan Transparancy International, sekarang sudah tidak masuk daftar lagi kawan, sehingga penerimaan negara dari sektor perpajakan meningkat beberapa kali lipat. Tidak semua orang mampu melakukan hal ini kawan dengan berbagai tekanan besar. Gue bukan orang fanatik terhadap SMI cuma gue kagum sama cara kerja beliau. Jadi kalau mau diusut silahkan diusut karena bagi gue kebijakan yang diambil ketika dalam kondisi krisis berbeda dengan keadaan pada saat normal dan lagi yang mungkin dipermasalahkan adalah aliran dananya, namun jika tidak terbukti jangan malah mencari-cari. Mengutip perkataan teman, "Kebenaran adalah aklamasi bukan voting". Sebijak apapun keputusan memang perlu diawasi pelaksanaannya karena titik rawan dalam suatu kebijakan adalah pelaksanaannya. Semua ini bersumber dan tidak lepas dari moral, kawan.. Moral...